Wednesday, August 21, 2013

Cara Menggunakan Multimeter Analog

Cara Menggunakan MULTIMETER ANALOG




Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC
 Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, skalar pemilih pada multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter
dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC (perhatikan Gambar 4 di bawah)


Ketelitian adalah modal utama karena bisa-bisa merusak multimeter/multitester jika kita tidak teliti.
 Hal yang harus diperhatikan adalah letak dari arah saklar putar, jika mengukur AC harus ke arah AC begitupun dengan DC, dan cara pengukurannya harus dari batas ukur yang lebih besar jika belum di batas maksimal batas ukur dibawahnya, maka batas ukur boleh diturunkan ke yang lebih rendah.


Multimeter digunakan untuk mengukur Voltan AC
 Untuk mengukur voltan AC dari suatu sumber elektrik AC, skalar pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua
test lead multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub positif atau negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur voltan
DC di atas.



Multimeter digunakan untuk mengukur Voltan DC
 Untuk mengukur Voltan DC (misal dari bateri atau power supply DC), skalar pemilih multimeter ditetapkan pada kedudukan DCV dengan had ukur yang lebih besar dari voltan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positif sumber voltan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merosakkan multimeter.



Multimeter digunakan untuk mengukur rintangan 
 Untuk mengukur rintangan suatu resistor, posisi skalar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling
dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala . Jika jarum penunjuk meter tidak dapat
diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua hujung test lead dihubungkan pada hujung-hujung resistor yang akan diukur rintanganya. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan
tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter
berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah dengan memutar skalar pemilih padaposisi x 10. Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum
penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan
10 . Apabila dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses
yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10.Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan dengan 1 K .




Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di
bagian kiri (lihat gambar 3a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar 3b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur
kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
 


Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :

(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.

(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .

(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :

(4) Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K

(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.

(9) Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.


(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.

(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.

(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.



Teknik Pengukuran Pararel



Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-Meter tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun) maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.

Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.

Metode pengukuran secara seri dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak bergerak sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer menunjukan “0 Ohm” ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan). Seperti gambar dibawah ini:




Cara Menganalisa kerusakan jalur

Sebagai contoh kasus, disini saya akan mempraktekan cara menganalisa jalur SIM Card pada ponsel Nokia NGAGE QD, walaupun dalam praktek ini hanya diberikan contoh pada permasalahan SIMCard saja, akan tetapi bila anda telah benar-benar paham dengan yang akan dijelaskan ini maka akan mudah dalam penganalisaan jalur pada rangkaian yang lainnya.
Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin out pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter dihubungkan secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap jalur/pin out. Caranya dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan dapat memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian yang akan kita ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya, terkecuali bila jarum petunjuk AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10 atau yang lebih diatasnya.

2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel, selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard. Anda ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror tersebut terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak bermasalah. Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana AVOMeter menunjukan 0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur tersebut terhubung langsung dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor tersebut tidak memiliki nilai resistansi, kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk meyakinkan jalur tersebut putus atau memang jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif, maka anda dapat melihatnya pada skema diagram. Dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Jalur konektor SIM Card

Pada “SIM READER” pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur yang tidak digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah wajar. Pada pin 5 akan dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran jarum AVO-Meter akan bergerak secara penuh ke arah kanan.

Menentukan antar blok yang bermasalah
Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda tinggal mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup memusingkan karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan saja untuk permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan pengukuran, harus diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari konektor SIM Card ini. Bila anda belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram.




Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan diteruskan kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui hubungan antar sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari komponen ke komponen di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah jalur aktif yang semestinya tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif, misalkan melakukan jumper dari konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja dengan baik.

Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus tersebut, apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah jalur EMIF kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan berurutan berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran secara seri.

1 komentar so far


EmoticonEmoticon